AllahMenghilangkan Ilmu Dengan Wafatnya Ulama - Sahabat Muslim, segala sesuatu yang kita ketahui di dunia ini tentu dapat diketahui karena adanya yang memberitahu. Begitu juga ilmu agama, akan hilang bila para ulama telah wafat. Karena dari merekalah kita mengetahui tentang hukum agama, syariat dan lain sebagainya. Semuaayat-ayat dalam Surat di dalam Al-Quran yang saya tafsirkan adalah yang berkaitan dengan perkataan "penciptaan". Ini kerana saya sebagai "jurubahasa" berangkat dengan niat untuk membuat robot yang berbeza daripada robot yang telah dibuat di Indonesia. Saya percaya bahawa Al Quran adalah sumber semua sumber pengetahuan. Penafsiranal-Qur'an yang terlahir sesuai dengan koridor tafsir dapat membantu maanusia untuk menangkap rahasia-rahasia Allah dan alam semesta baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Sebagaimna penafsiran al-Qur'an dapat membebaskan manusia dari belenggu perbudakan baik oleh manusia maupun oleh harta, dan dapat membimbingnya untuk dapat BACAJUGA: 20 Sifat Wajib Allah dan Makna Sebenarnya, Wajib Tau! 1. Adam (ﻋَﺪَﻡْ) pexels. Seperti yang tadi sudah dikatakan, sifat wajib dan mustahil bagi Allah itu semacam kebalikannya. Jika sifat wajib Allah yang pertama adalah Wujud, maka sifat mustahilnya adalah Adam yang artinya tiada. Pertanyaannya: "mengapa harus mencari nama yang tersembunyi daripada nama yang ada ? Oleh karena itu kita harus belajar kepada siapa yang memiliki nama Allah itu niscaya kita tahu Nama yang tersembunyi dan mengenali siapa Allah dengan sendirinya nama yang tersembunyi itu tidak akan lagi tersembunyi. AbdulCholiq: Ikut kehendak "YANG PUNYA KEHENDAK",. Albert YAMAS : ayah,tidak DIKENALI disini sama ada orang2 disekelilingnya tidak akan mengetahui bahwa dia mempunyai ilmu yang sangat tinggi. seperti ayah yang sebelum diberi tugasan untuk mengajar ilmu ini,tidak ada satu orangpun tahu bahwa ayah mempunyai pemahaman ketuhanan yang amat di artikan begitu ya ayah? · Nov 30, 2021 · ilmu pendinding diri dan rumah. Nov 19, 2021 · pendinding diri atau pelindung diri adalah amalan untuk menghindari atau melindungi diri dan keluarga kita dari gangguan sihir, syaitan, iblis, jin, doa dan ayat pendinding diri sihir, syaitanstart by marking terapi ruqyah: Jin sememangnya makhluk ciptaan allah yang sentiasa ada di sekeliling kita. 2020. mengimaniilmu Allah subhanahu wa ta'ala yang luas meliputi segala sesuatu. mengimani bahwa seluruh yang diketahui oleh Allah ditulis di lauhil mahfudz. Allah perintahkan pena yang diciptakan oleh Allah untuk menulis. Allah subhanahu wa ta'ala memiliki kehendak. Kehendak Allah itu berlaku, tidak ada yang bisa menghalangi, menutupi dan membendung kehendak Allah. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Ilmuini adalah salah satu ilmu tua melayu yang mengandung unsur semula jadi kejadian yaitu Allah, Muhammad ,Adam (ilmu makrifat) yang di alih bahasakan ke dalam bahasa melayu untuk memudahkan pemahaman bagi penduduk setempat yang pada umumnya berbahasa melayu, untuk hajat duniawi. .lemah..wlaupun kita dekati diajak ngobrol yang tadinya AnNawawi rahimahullah berkata, "Hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mencabut ilmu dalam hadits-hadits terdahulu yang mutlak bukan menghapusnya dari hati para penghafalnya, akan tetapi maknanya adalah pembawanya meninggal, dan manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemutus hukum yang memberikan hukuman dengan kebodohan mereka, sehingga mereka sesat dan menyesatkan."[7] Ils020. JAKARTA – Alquran melalui Surat An Nahl ayat 77 menjelaskan bahwa banyak rahasia alam semesta belum diketahui manusia. Termasuk hari kiamat, manusia tidak memiliki pengetahuan terkait waktu datangnya kiamat. وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَآ اَمْرُ السَّاعَةِ اِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ اَوْ هُوَ اَقْرَبُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ “Dan milik Allah segala yang tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan kejadian Kiamat itu, hanya seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” QS An Nahl ayat 77 Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, di ayat ini Allah SWT menegaskan kesempurnaan ilmu-Nya tentang hal-hal yang gaib dan kemahakuasaan-Nya. Di antara hal yang gaib itu adalah segala yang berada di luar jangkauan indra dan akal pikiran manusia, baik yang ada di langit, maupun yang ada di bumi. Hanya Allah SWT yang mengetahui tentang apa yang ada di luar alam nyata ini. Meskipun pengetahuan umat manusia tentang angkasa luar dan keadaan bumi saat ini sangat maju, namun yang belum mereka ketahui jauh lebih besar. Ketika manusia sampai ke bulan, masih terbentang di muka mereka kegaiban dan kerahasiaan yang ada di planet Mars, Venus, dan lain-lain. Padahal planet-planet tersebut bagaikan butir-butir pasir di tengah sahara yang luas jika dibanding dengan keluasan alam semesta ini. Demikian pula mengenai keadaan bumi ini. Tidak seorang pun sarjana geologi yang dapat memperkirakan dengan tepat kapan terjadinya gempa bumi atau meletusnya gunung berapi. Bahkan pada diri manusia sendiri masih ada hal-hal yang merupakan misteri atau rahasia Allah yang belum diketahui manusia, walaupun sejak berabad-abad para ahli dalam bidang masing-masing berusaha memikirkan dan mengungkapkannya. Tidak seorang pun yang dapat memastikan apa yang akan dialami besok, kapan kematian datang kepadanya, dan di manakah dia akan dikuburkan. Semua itu merupakan soal yang gaib bagi manusia. Namun demikian, ketidaktahuan itu adalah rahmat Allah SWT yang besar bagi manusia. Mereka dapat menyusun rencana dan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka. Hari kiamat termasuk pula hal gaib. Allah SWT menyebutkan secara khusus tentang hari kiamat karena masalah itu banyak mendapat penolakan dan sanggahan pada setiap zaman dan setiap bangsa. Bahkan banyak orang yang mengingkarinya, dan menyatakan sebagai suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Allah SWT merahasiakan waktu datangnya hari kiamat agar manusia tidak menghentikan kegiatan hidupnya. Seharusnya manusia tidak perlu memikirkan kapan hari kiamat itu terjadi, karena hal itu adalah urusan Allah SWT. Yang penting bagi mereka adalah menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan Allah SWT. Persoalan hari kiamat bagi Allah SWT sangatlah mudah. Kecepatan waktu peristiwa itu berlangsung secepat kedipan mata atau lebih cepat lagi. Kecepatan ini menurut waktu yang bisa digambarkan oleh hitungan manusia karena pengaturan Allah SWT terhadap alam semesta ini sesungguhnya tidak dapat dihubungkan dengan ruang dan waktu. Mudah atau sukar, dan cepat atau lambat adalah ukuran manusia. Allah SWT sesungguhnya sangat kuasa atas segala perkara. Bila Allah SWT berkehendak atas sesuatu, Dia pun berfirman, "Kun Jadilah," maka terciptalah sesuatu itu. Tidak satu pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya. NASIHAT DAN WASIAT UNTUK PARA PENUNTUT ILMUOleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir JawasNasihat Ketiga TIDAK BOLEH MENYEMBUNYIKAN ILMU Menyembunyikan ilmu adalah satu sifat tercela yang disandang oleh Ahlul Kitab Yahudi dan Nasrani, yaitu mereka menyembunyikan kebenaran risalah Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam di dalam Kitab suci keduanya Taurat dan seseorang mengetahui suatu ilmu, kemudian ada orang lain yang bertanya tentang ilmu ter-sebut maka ia harus menyampaikan ilmu tersebut kepadanya. Sebab apabila tidak dilakukan dan ia menyembunyikan ilmunya itu, ia terkena ancaman Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dalam sabdanya,مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أُلْـجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ.“Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka ia akan di-belenggu pada hari Kiamat dengan tali kekang dari Neraka.”[1]Allah Ta’ala berfirmanإِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat pula oleh semua makhluk yang dapat melaknat.” [Al-Baqarah/2 159]Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah mengatakan, “Seorang penuntut ilmu hendaklah memberikan ilmunya kepada penuntut ilmu selainnya dan tidak menyembunyikan suatu ilmu pun karena ada larangan keras dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam terhadap perbuatan tersebut.”[2]Selain itu Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam memberikan perumpamaan bagi orang yang menyem-bunyikan ilmu dalam sabda beliau,مَثَلُ الَّذِيْ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ ثُمَّ لاَ يُـحَدِّثُ بِهِ كَمَثَلِ الَّذِيْ يَكْنِزُ الْكَنْزَ فَلاَ يُنْفِقُ مِنْهُ.“Perumpamaan orang yang mempelajari ilmu kemudian tidak menceritakannya tidak mendakwahkannya, seperti orang yang menyimpan perbendaharaan lalu tidak menginfakkannya.”[3]Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang berkaitan tentang apa yang wajib diketahui oleh setiap Muslim dari urusan itu, menyampaikan ilmu hanyalah kepada orang yang layak menerimanya. Adapun orang yang tidak layak menerima ilmu itu, maka boleh menyembunyikan ilmu darinya. Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Syakir rahimahullaah mengatakan, “Menyampaikan ilmu hukumnya wajib dan tidak boleh menyembunyikannya, namun mereka para ulama mengkhususkan hal itu bagi orang yang berkopetensi layak menyembunyikan ilmu kepada orang yang belum siap menerimanya, demikian juga kepada orang yang terus-menerus melakukan kesalahan setelah diberikan cara yang benar.”[4]Nasihat Keempat PENUNTUT ILMU HARUS TUNDUK PADA KEBENARAN Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu anhu pernah berkata, “Allah Ta’ala adalah Hakim Yang Mahaadil dalam memberikan hukuman. Dia-lah Dzat yang Nama-Nya Mahatinggi. Dan orang-orang yang meragukan hal itu akan binasa.”[5]Abdurrahman bin Abdillah bin Mas’ud rahimahullaah berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Abdullah bin Mas’ud seraya berkata, Wahai Abu Abdirrahman, beritahukan kepadaku kalimat yang simpel namun banyak mengandung manfaat!’ Abdullah menjawab, Jangan sekali-kali engkau menyekutukan Allah. Berjalanlah bersama Al-Qur-an kemana saja engkau pergi. Jika ada kebenaran yang datang kepadamu, janganlah segan-segan untuk menerimanya sekalipun kebenaran itu jauh letaknya dan tidak menyenangkan. Dan jika ada kebathilan yang datang kepadamu, tolaklah ia jauh-jauh sekalipun kebathilan itu sangat dekat letaknya dan sangat kausukai.’”[6]Imam asy-Syafi’i rahimahullaah mengatakan, “Ketika aku meriwayatkan hadits shahih dari Rasulullah dan aku tidak menggunakannya, maka aku bersaksi pada kalian semua bahwa sejak itulah kewarasan akalku telah hilang.”[7]Beliau juga berkata, “Apabila ada seseorang yang mengingkari dan menolak kebenaran berada di hadapanku, maka aku tidak akan menaruh hormat lagi kepadanya. Dan barangsiapa yang menerima kebenaran, maka aku pun akan menghormati dan tanpa ragu akan mencintainya.”[8]Orang yang sombong adalah orang yang menolak kebenaran, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam…اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْـحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.“…Yang dikatakan sombong adalah menolak kebenaran dan melecehkan manusia.”[9][Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M] _______ Footnote [1] Hadits shahih Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3658, at-Tirmidzi no. 2649, dan Ibnu Majah no. 266, ini lafazh Ibnu Majah, dari Shahabat Abu Hurairah. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud II/441, Shahih Sunan at-Tirmidzi II/336, no. 2135, dan Shahih Sunan Ibni Majah I/49, no. 213. [2] Lihat al-Baa’itsul Hatsiits II/440. [3] Hadits hasan Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Ausath no. 693, dari Shahabt Abu Hurairah radhiyallaahu anhu. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 3479. [4] Lihat al-Baa’itsul Hatsiits II/440. [5] Siyar A’laamin Nubalaa’ I/357. [6] Shifatush Shafwah I/183, cet. II, Maktabah Nazar Musthafa al-Baaz, th. 1418 H. [7] Siyar A’laamin Nubalaa’ X/34. [8] Ibid X/33. [9] Shahih Diriwayatkan oleh Muslim no. 91 147 dan at-Tirmidzi no. 1999. Home /A9. Fiqih Dakwah Nasehat/Penuntut Ilmu Tidak Boleh...